Wednesday, April 3, 2013 0 comments

Setahun Kemarin



Waktu rasanya cepet banget. Januari kemarin menjadi moment dimana ‘harus rela’ menyerahkan tanggung jawab yang udah diemban setahun ini.
Berat.
Sedih.
Seneng.
Bangga.
Berat karena tahu bakal banyak waktu perjuangan yang akan jadi kenangan dan berat bakal jarang ketemu saudara-saudara seperjuangan yang udah memberi banyak warna dalam hidupku dua tahun belakangan
Sedih karena ternyata aku udah tua dan mau lulus! :’D
Seneng karena akan kembali ke kehidupan sebelumnya, konsen TA dan meneruskan hidup :D
Bangga karena tanggung jawab ini dipegang oleh orang yang tepat, yang nantinya diharapkan bisa memberikan banyak hal yang baik lebih dari yang kami beri.
Setahun kemarin juga jadi waktu yang berat buat kita.
Iya kita, aku sama kamu hai tuan yang bermata sipit :p
Kamu sudah menjelaskan jauh-jauh hari saat kita membicarakan komitmen yang akan kita bangun untuk memberikan yang terbaik untuk organisasi kita. Kamu sudah menjelaskan komitmenmu kepadaku jika nanti kamu terpilih sebagai orang yang dipercaya meneruskan perjuangan generasi sebelumnya. Kamu juga sudah memberi pengertian bahwa ini akan berat, tapi aku harus percaya padamu.
Oh hai sayang, aku ingat sekali aku yang paling bersemangat mendukungmu dan setuju dengan semua komitmenmu untuk memberikan hampir seluruh waktumu untuk organisasi ini dan kuliah. Ya aku juga tau kamu sudah memberi pengertian tersebut ke keluargamu. Dan aku, aku hanya akan mendapat sedikit sekali waktumu.
Aku berpikir tidak akan ada masalah, masih ada SMS, telepon, media sosial, dan ya kita bertemu tiap hari :’)
Tapi ternyata berat.
Memberi seluruh waktumu berarti kamu juga harus menjaga semua tingkah lakumu.
Kita harus bersikap profesional, tidak mencampur adukkan masalah kita dalam organisasi.
Setahun kemarin benar-benar menyiksa. Kamu di depanku, kamu tertawa di depanku, tapi aku sama sekali tidak mendapat tatapan hangat yang biasanya kamu berikan. Aku tahu kamu hanya melihatku dari sudut matamu, tak apa kamu masih begitu mencintaiku dengan sedikit perhatian itu.
Setahun kemarin berasa ga punya pacar tahu ga!
Aku harus merelakan ‘quality time’ kita
Aku harus merelakan kamu lebih mendengarkan mereka daripada mendengarkanku yang sedih
Aku harus rela kamu pergi kemana aja demi kemajuan organisasi yang mempertemukan kita ini.
Aku harus rela jadi sasaranmu ketika ‘bad mood’
Banyak hal lain lagi yang harus kurelakan untuk menjaga komitmen kita untuk menjadi profesional.
Tapi setelah masa jabatan kita berakhir, kamu kembali lagi!
Yeay!
Kamu kembali jadi kamu yang sudah tidak terikat apapun hanya untuk menggodaku
Kamu kembali jadi kamu yang tanpa ragu akan berkicau di media sosial hanya untuk menyapaku
Kamu kembali jadi kamu yang selalu mengirimkan pesan singkat ucapan selamat pagi yang setahun lalu hampir selalu kuberikan.
 Oh jadi ini buah kesabaranku ya?
Kamu memang tak mengingkari janjimu untuk membayar semua waktu kita yang setahun kemarin kita dedikasikan penuh untuk organisasi ini.
Terima kasih sayang...
You’re the one and only :*
Love you as always :’)
0 comments

Intuisi seorang lelaki



Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran.” – wikipedia

Kali ini mau bahas soal intuisi.
Bukan berarti saya mau sok jadi psikolog, tapi sayaya memang tertarik pada ilmu psikologi :D
Saya mau bahas hal ini karena melihat pemandangan yang membuat saya terkagum-kagum.

jalanan pagi itu ramai. Wajar sih, jam 6 pagi waktunya orang belanja ke pasar dan anak sekolah berangkat sekolah. Pagi itu saya mengendarai motor saya menuju malang. Dari kejauhan terlihat 2 anak kecil yang akan menyebrang. 1 cowok dan 1 cewek. Awalnya mereka agak jauhan, entah saling kenal atau ga. Saya mengurangi kecepatan dan memberikan mereka kesempatan untuk menyebrang. Nah ini yang bikin saya kagum, anak cowok tadi mencekram lengan teman ceweknya yang sedang menengok ke arah lain untuk memberi isyarat bahwa mereka harus menyebrang.

Entah kedua anak ini saling kenal atau tidak, tapi hal ini menambah keyakinan saya bahwa intuisi seorang lelaki adalah melindungi. Memang wanita lebih intuitif daripada pria, mungkin karena sifat perasanya wanita lebih sering memiliki intuisi apabila akan terjadi sesuatu atau sebelum melakukan sesuatu.
Ini memang analisis sok tau saya, tapi saya yakin intuisi seorang pria adalah melindungi.
Pasti beberapa pria yang sangat menjunjung tinggi rasionalitas pernah melindungi wanita yang bahkan tidak dia kenal. Ya terlepas hal tersebut dipengaruhi oleh watak dan lingkungan sosialnya, tapi saya yakin beberapa laki-laki pasti pernah mengalaminya. Tanpa sadar beberapa lelaki pasti pernah ingin melindungi seorang wanita yang bahkan tidak dia kenal sekalipun.
Ini emang bahasan paling sok tau saya, tapi semoga di luar sana masih banyak lelaki yang memiliki intuisi melindungi :D
 
;